Jumat, 01 Maret 2013

Desain Penelitian Analitik

Desain penelitian Analitik
Penelitian survei yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena terjadi
Manfaat desain penelitian:
  • Sebagai blue print / kerangka operasional
  • Menegaskan intensitas dan ekstensitas
  • Memperkirakan kesulitan dan alternatif solusinya
  • Mengetahui keterbatasan atau kelemahan penelitian 
  1. Case control study
Bila yang diteliti : perbedaan ciri-ciri populasi pada waktu atau sub sequense saat ini dengan ciri-ciri pada waktu sebelumnya / ditelusuri kebelakang. Istilah lain : backward study / retrospektif  Study variabel akibat yg saat ini terjadi, ditelusuri sebab-sebab sebelumnyanya / kebelakang. Penelitian dengan arah pembuktian adanya hubungan antara cause (sebab) dengan akibat (efek). 
• Penelitian ini dilakukan apabila penyakit sudah ada/sudah manifest, tetapi tidak diketahui penyebabnya
• Penelitian ini meninjau kembali ke masa lalu utk mencari agentnya ( retrospektif )
• Dimulai dengan menseleksi siapa yang dapat disebut kasus
• Kasus diusahakan kasus baru ( insident ) namun prevalen juga sering digunakan
• Diperlukan kelompok pembanding yang tidak menderita penyakit ( kontrol )
• Pembanding sebaiknya setara 

Kelebihan penelitian kasus kontrol :
a. Studi kasus kontrol dapat atau kadang bahkan merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau masa latennya panjang.
b. Hasil dapat diperoleh dengan cara cepat
c. Biaya yang diperlukan relatif sedikit
d. Memerlukan subyek penelitian yang lebih sedikit
e. Memungkinkan untuk mengidentifikasikan berbagai faktor resiko sekaligus

Kelemahan penelitian kasus kontrol :
a. Data mengenai faktor resiko diperoleh dengan mengandalkan daya ingat atau catatan medik. Daya ingat responden ini menyebabkan recall bias, baik karena lupa, atau responden yang mengalami efek cenderung lebih mengingat pajanan terhadap faktor resiko daripada responden yang tidak mengalami efek. Data sekunder, dalam hal ini catatan medik yang rutin sering dipakai sebagai sumber data juga tidak begitu akurat.
b. Validasi mengenai informasi kadang-kadang sukar diperoleh.
c. Karena kasus dan kontrol diperoleh oleh peneliti maka sukar untuk menyakinkan bahwa kedua kelompok itu sebanding dalam faktor eksternal dan sumber bias lainnya.
d. Tidak dapat memberikan incidence rate.
e. Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen, hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek.

 2. Cohort studi
Bila yang diteliti: perbedaan ciri-ciri populasi pada waktu atau sub sequens saat ini dengan ciri-ciri akan datang.Istilah lain : adalah penelitian kohort / forward study / follow up variabel sebab yg saat ini ada, diikuti akibatnya pada saat nanti dalam waktu tertentu. Disebut juga study follow up atau studi insidensi
• Penelitian dimulai sebelum ada penderita penyakit tetapi sdh diketahui ada agent potensial yang memapari populasi
• Kohort diikuti dan dibandingkan dengan kontrol
Dalam tabel tersebut yang disebut insiden kasus kelompok terpapar adalah
a/ ( a + c ) sedangkan insiden kasus kelompok tdk terpapar adalah b/ ( b + d)
Relative risk (rr) = insident kasus terpapar
insigen kasus tdk terpa
= a/ ( a+c)
b/ ( b+d )
= a ( b + d )
b ( a + c )
Contoh Kasus
Mencari hubungan antara kebiasaan mandi di kali dengan bakteriura pada anak 5-10 tahun. dalam periode 10 tahun didapatkan bakteriura pada kelompok mandi di kali 30/1000 anak/tahun pengamatan, sedangkan pada anak yang tidak mandi di kali insidens bakteriura 12/1000 anak/tahun. resiko relatif diperoleh dengan menghitung RR = 30/1000 : 12/1000 = 2,5.

 Kelebihan penelitian KOHORT :
a. Studi kohort merupakan desain yang paling baik dalam menentukan insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti
b. Studi kohort paling baik dalam menerangkan hubungan dinamika hubungan antara faktor resiko dengan efek secara temporal
c. Pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan progresif
d. Dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu resiko tertentu
e. Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, kohort memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan yang makin meningkat.
 
Kelemahan penelitian KOHORT :
a. Studi kohort biasanya memerlukan waktu yang lama
b. Sarana dan biaya biasanya mahal
c. Seringkali rumit
d. Kurang efisien dari segi waktu maupun biaya untuk meneliti kasus yang jarang terjadi
e. Terancam terjadinya drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau faktor resiko dapat mengganggu analisis hasil
f. Dapat menimbulkan masalah etikaa oleh karena peniliti membiarkan subyek terkena pajanan yang di curigau atau dianggap dapat merugikan subyek

PERBEDAAN CASE CONTROL DAN COHORT CASE CONTROL COHORT:
  • Membandingkan antara kelompok yang menderita peyakit ( kasus ) dengan kelompok orang yang tidak menderita
  • Di ket akibatnya ingin diketahui penyebabnya
  • Jarak waktu antara penyebab hingga akibat singkat
  • Merupakan suatu cross sectional, prevalense, dan retrospective study
  • Yang dihitung odds ratio
  • Penempatan judul peny (kasus) dan penyebab dinamis
  • Membandingkan antara orang yg terkena pemaparan dengan orang yang tidak terpaapar
  • Di ket penyebabnya ingin di ketahui akibatnya
  • Jarak waktu antara penyebab hingga akibat bisa lama
  • Merupakan suatu longitudional, insidense, prospective dan quasi eksperimen study
  • Yang dihitung rr dan ar
  • Penempatan judul penyebab di atas serta judul penyakit disebelah samping 
 3. Study cross sectional :
Peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada suatu saat.  Peneliti tidak melakukan tindak lanjut.
Contoh :
Penelitian tentang presentase bayi yang mendapat ASI ekslusif di suatu komunitas.

Kelebihan penelitian CROSS SECTIONAL :
a. Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya mencari pengobatan, hingga generalisasinya cukup memadai.
b. Desain relatif lebih murah, murah dan hasilnya cepat diperoleh
c. Dapat dipakai untuk meneliti sekaligus banyak vaariabel
d. Tidak terancam loss to follow up (drop out)
e. Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau eksperimen, tanpa atau dengan sedikit menambah biaya.
f. Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian berikutnya yang lebih konsklusif.


Kelemahan penelitian CROSS SECTIONAL :
a. Sulit menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data resiko dan efek dilakukan pada saat yang bersamaan ( temporal relationship tidak jelas)
b. Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit yang panjang daripada mereka yang mempunyai masa sakit yang pendek. Hal ini disebabkan karena individu yang cepat sembuh atau cepat meninggal akan mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk terjaring dalam studi ini, sehingga akan terjadi salah interpretasi dari hasil temuan studi ini.

 Sumber

 imoon. 2011 diakses di http://imooncuy.blogspot.com/ 1 Maret 20013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar